Semua aksi mengandung tujuan (intensional);
suatu aksi mungkin dipahami sebgai menjalankan niat untuk aktor yang memilih
dan memutuskan secara bebas. Tindakan memiliki struktur teleologis, karena
setiap intensi-intensi bersasarkan perwujudan satu set tujuan. Sekali lagi,
rasionalitas satu aksi adalah seimbang bukan pada kenyataan entah keadaan yang
sedang terjadi dalam dunia merupakan satu hasil dari tindakan yang kebetulan
dengan keadaan yang dimaksudkan dan memuaskan kondisi-kondisi sukses yang
selaras, namun lebih pada entah pelaku telah mencapai hasil ini pada basis
sarana-sarana yang terpilih dan terlaksana secara sadar (atau dalam
situasi-situasi yang dipahami secara tepat, dapat berbuat demikian secara
normal).
Seorang pelaku yang berhasil telah
bertindak secara rasional hanya apabila ia (i) tahu mengapa ia berhasil (atau
mengapa ia sudah dapat menyadari tujuan yang ditetapkan dalam situasi-situasi
yang normal) dan apabila (ii) pengetahuan ini mendoro pelaku (paling tidak
sebagian) sedemikian sehingga ia dapat melaksanakan tindakannya untuk
alasan-alasan yang pada saat yang sama menjelaskan sukses-sukses yang mungkin.
Dalam kasus yang paling sederhana, pertimbangan-pertimbangan yang dapat secara serempak membenarkan dan mendorong satu tindakan rasional mengambil bentuk satu kesimpulan praktis. Diberikan pilihan tertentu, A berniat dalam sitausi S untuk mewujudkan keadaan P; Dalam lingkungan yang ada A menganggap perwujudan sarana-sarana M sebagai pemuasan dari satu kondisi yang perlu – atau bahkan niscaya – dalam rangka mewujudkan P dengan probabilitas tertentu; untuk alasan-alasan ini A menjalankan tindakan yang dapat menyebarkan sarana-sarana yang terpilih.
Dalam kasus yang paling sederhana, pertimbangan-pertimbangan yang dapat secara serempak membenarkan dan mendorong satu tindakan rasional mengambil bentuk satu kesimpulan praktis. Diberikan pilihan tertentu, A berniat dalam sitausi S untuk mewujudkan keadaan P; Dalam lingkungan yang ada A menganggap perwujudan sarana-sarana M sebagai pemuasan dari satu kondisi yang perlu – atau bahkan niscaya – dalam rangka mewujudkan P dengan probabilitas tertentu; untuk alasan-alasan ini A menjalankan tindakan yang dapat menyebarkan sarana-sarana yang terpilih.
Kita telah melihat pengetahuan dalam arti
yang sempit menuntut “pemilikan” pengetahuan yang refleksif yang merujuk pada
pembenaran-pembenaran yang mungkin; sepadan dengan itu, tindakan rasional
bermuatan tujuan menuntut “pemilikan” refleksif – cocok untuk
pembenaran-pembenaran yang mungkin – intensi aksi menentukan, yakni, suatu
perhitungan keberhasilan dalam tindakan. Sekali lagi, ada relasi rujukan timbal
balik antara rasionalitas tindakan dan forum wacana di mana alasan-alasan
penentu pelaku untuk membuat putusan – ex ante ditentukan – dapat diuji. Teori
pilihan rasional berkaitan dengan aspek-aspek masalah dalam pembuatan keputusan
dari subjek-subjek yang berkeberatan, yang dituntun secara egosentris oleh
preferensi-preferensi dan harapan-harapan mereka untuk sukses masing-masing
pribadi mereka, yang dapat digunakan untuk menyusun model-model.
Rasionalitas kegiatan bertujuan, juga
terajut dalam jaringan dengan dua inti struktur pengetahuan dan pembicaraan
yang lain. Karena pertimbangan-pertimbangan praktis dengannya suatu rencana
aksi rasional dijalankan tergantung dari input informasi-informasi yang dapat
dipercayai (tentang peristiwa-peristiwa yang diharapkan di dunia, atau tentang
tingkah-laku dan intensi-intensi para pelaku) – bahkan apabila, umumnya para
aktor yang bertindak secara rasional bertujuan harus puas dengan informasi yang
sangat tidak lengkap. Di pihak lain, informasi seperti itu dapat diproses
secara inteligen – yakni, merujuk pada aksioma-aksioma dan tujuan-tujuan yang
untuk pihak mereka telah diseleksi dalam terang pilihan kesukaan personal –
hanya dalam medium representasi linguistik.
Hal ini jelas dalam kasus perlakuan
teroretis atas masalah-masalah kompleks dalam pengambilan keputusan. Namun niat
tindakan elementer dan kesimpulan praktis yang sederhana juga, secara
distruktur secara linguistik. Sebagaimana pengetahuan proposisional tergantung
pada penggunaan kalimat-kalimat proposisional, demkian tindakan intensional
tergantung secara hakiki pada penggunaan kalimat-kalimat intensional.
Lihat Juga Rasionalitas Komunikatif
Lihat Juga Rasionalitas Komunikatif
0 Response to "Rasionalitas Teleologis"
Posting Komentar