Kenapa sih kamu-kamu pada pengen ngelakuin pacaran? Apa enaknya pacaran? He..he..he.. jangan bingung dulu Mas, kita coba bantu ngasih
bocorannya. Ada beberapa alasan yang bisa kita telusuri di balik
maraknya aktivitas ilegal dalam ajaran Islam ini:
Pertama,
biar disebut dewasa. Banyak teman remaja yang melakukan pacaran, biar disebut udah dewasa. Maklum aja, aktivitas baku syahwat itu kayaknya
ganjil banget kalo dilakukan oleh bocah cilik. Selain ganjil, anak kecil nggak pantes ngelakuin pacaran.
Sobat muda, secara
biologis boleh jadi kamu dewasa. Kamu
yang cowok udah mimpi basah, tubuhmu
udah mulai memproduksi sel sperma,
suaramu pun udah berubah jadi berat,
udah tumbuh rambut di sana-sini, jakunmu
pun mulai kelihatan. Kamu yang puteri,
sudah mulai haidh, tubuhmu udah memproduki sel telur, beberapa bagian
tubuh mengalami pertumbuhan pesat. Itu secara fisik. Dan itu nggak salah kamu disebut dewasa.
Tapi, ukuran dewasa nggak selalu ditentukan dengan
perubahan fisikmu, tapi ditentukan pula dengan cara kamu berpikir dan
cara kamu bersikap. Nah, dewasa dalam berpikir dan bersikap harus kamu miliki juga dong. Sebab, banyak orang mengaku udah dewasa, tapi ternyata nggak bisa atau belum bisa berpikir
dewasa. Seperti apa sih berpikir dewasa? Kamu berani
bertanggung jawab dan bisa
menentukan masa depan kamu
sendiri. Dengan cara yang benar tentunya.
Itu baru dewasa.
Itu sebabnya, kalo
kamu menganggap bahwa untuk bisa
dikatakan udah dewasa adalah dengan melakukan pacaran, berarti kamu sebetulnya
belum bisa dikatakan dewasa, terutama dalam berpikir dan bersikap. Why?
Sebab, aktivitas pacaran jelas
mendekati zina. Dan itu dosa. Jika kamu
masih tetap melakukannya, itu artinya
kamu belum tahu arti sebuah kedewasaan. Padahal, orang yang berpikir dan
bersikap dewasa, akan lebih hati-hati
dalam menjalani kehidupan ini. Nggak asal
jalan aja. Tapi penuh
perhitungan, bila perlu mengkalkulasi
untung-rugi dari sebuah perbuatan
yang kamu lakukan. Sebab, itulah yang
namanya bertanggungjawab. Lha, yang pacaran?
Rata-rata cuma seneng-seneng aja
tuh. Berarti nggak punya prinsip dong? Berarti
belum dewasa dong? Tepat. Kejam amat ya? ?
Kedua, having fun. Walah, ini juga
asal-asalan. Tapi inilah kenyataan yang kudu kita hadapi. Banyak teman remaja
yang mengaku bahwa alasan melakukan
pacaran sekadar having fun aja. Sekadar bersenang-senang. Nggak punya
alasan lain. Barangkali teman remaja yang begitu menganggap bahwa pacaran sekadar hiburan di masa sulit dan obat stres saat menghadapi persoalan hidup.
Bisa jadi, teman-teman remaja yang nggak
mendapatkan kasih sayang di rumah, karena kebetulan orangtuanya jarang di rumah,
ia nyari kesenangan di luar. Bisa dengan kekasihnya (baca: pacaran), bisa juga lari ke minuman keras dan
narkoba. Di rumah sumpek, maka pelampiasan untuk mencari kesenangannya
lewat pacaran. Pacaran sering diyakini
sebagai obat mujarab untuk menghilangkan
stres. Gimana nggak senang, wong,
jalan berdua, mojok berdua, bisa curhat,
bisa menikmati hidup ini dengan nyaman
dan tenang.
Benarkah pacaran
selalu memberikan kesenangan? Ternyata
nggak tuh. Banyak pasangan yang
pacaran justru cek-cok melulu. Belum
lagi kalo beda ambisi. Maklum masih pada
muda, emosinya masih meletup-letup. Jadi,
gimana mau senang-senang jika tiap hari ?panas? melulu. Nggak banyak sih yang
begitu, tapi tetap, bahwa alasan
berpacaran semata untuk having fun, juga nggak
dibenarkan. Baik secara
hitung-hitungan logika, apalagi hukum
syara.
Ketiga, pacar sebagai motivator dan katalisator. Duh, emangnya pacaran sejenis suplemen, pake menambah semangat segala? Tapi itulah
yang terjadi. Alasan yang asal-asalan memang. Namun inilah yang
juga banyak diakui teman remaja. Ada yang ngedadak jadi getol dateng ke
sekolah en rajin belajar. Rela
datang lebih awal ke sekolah. Tujuannya,
biar bisa berlama-lama dengan sang
gacoan. Maklum, kalo di sekolah sang gebetan ada, rasanya muncul semangat
untuk belajar. Ah, yang benar nih? Jangan ngigau begitu, ah!
Benarkah pacaran bisa tambah semangat belajar?
Naga-naganya sih alasan itu cuma
direkayasa. Coba aja kamu pikirin, gimana bisa belajar jadi getol kalo di sekolah aja yang diingetin cuma
kekasihnya. Boleh jadi pelajaran yang
diikuti di kelas memantul sempurna, karena otaknya udah full dengan memori
tentang sang kekasih hati. Lagi pula, yang berhasil jadi juara
kelas or juara umum di sekolah bukan karena mereka pacaran. Kalo memang
pacaran nambah semangat untuk
belajar, harusnya semua yang pacaran tambah
pinter, karena belajar terus. Buktinya?
Justru yang pacaran selalu
bermasalah dalam belajarnya.
Memang sih ada
satu-dua yang pacaran tapi prestasinya
tetep bagus. Tapi itu bukan jadi alasan lho untuk kamu teladani. Sebab,
puluhan, atau mungkin ratusan remaja
yang pacaran, justru prestasi akademiknya jeblok. Yang pinter itu pun, karena emang otaknya tokcer banget. Selain
memang mereka nggak nafsu-nafsu
amat untuk pacaran. Karena doi
biasanya lebih mementingkan belajar. Nah
lho?
Jadi, emang nggak ada pengaruh secara signifikan
sih antara pacaran dan prestasi belajar. Nggak ada. Itu mah, cuma alasan
klise alias dibuat-buat aja untuk
melegalkan ajang baku syahwat yang
dilarang itu. Tapi sejujurnya, pendapat
kita neh, yang udah-udah, makin kuat pacarannya, biasanya malah makin malas
belajarnya. Ngaku aja deh. (Idih kayak
interogasi aja ya? He...he?he..)
Tapi terlepas dari
itu semua, entah pacaran itu bisa
menumbuhkan semangat belajar atau malah
memadamkan semangat belajar, tetep aja
perbuatan tersebut haram untuk
dilakukan. Karena ukuran manfaat
dan mafsadat (keburukan) bukan dinilai oleh
kita. Kita, kaum muslim, diajarkan untuk melakukan perbuatan yang ihsan. Jadi, bukan yang terbanyak amalnya yang akan
dinilai oleh Allah, tetapi yang
terbaik amalnya. Baik niat maupun
caranya. Dua-duanya kudu sesuai dengan
aturan Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah Swt.: ?...supaya Dia menguji kalian siapa
di antara kalian yang lebih baik
amalnya.?(QS al-Mulk [67] : 2)
Seorang ulama yang
hidup di masa Abdul Malik bin Marwan,
Sa?id bin Jubair, pernah mengatakan: ?Tidak diterima suatu perkataan kecuali
disertai amal, tidak akan diterima perkataan dan amal kecuali
disertai niat, dan tidak akan diterima
perkataan, amal dan niat kecuali disesuaikan dengan sunnah Nabi
saw.?
Saking pentingnya ihsan dalam
beramal ini, Imam Malik mengatakan: ?Sunnah
Rasulullah saw itu ibarat perahu
nabi Nuh. Siapa yang menumpanginya ia akan
selamat; sedangkan yang tidak, akan tenggelam.?
Nah,
meskipun niatnya bagus untuk menambah semangat belajar (mungkin ikhlas
karena Allah), tapi pacaran adalah perbuatan maksiat. Jadi nggak klop tuh. Nah lho?
Menertawakan pacaran
Sobat muda muslim, kalo melihat
teman-teman kamu yang pacaran, kita suka
geli dan lucu lho. Kita tertawa. Bener. Abisnya, teman remaja yang aktivis
berat pacaran adalah tipe manusia yang suka ngakalin gitu lho.
Sebab, alasan-alasan utama mereka
berpacaran justru semuanya klise. Intinya, semua itu cuma direkayasa untuk melegalkan aktivitas baku syahwat
terlarang itu. Bener. Kagak bohong!
Oke deh,
singkat kata, bagi kamu yang masih aktif
pacaran, segera melakukan
pembenahan; putusin aja pacar
kamu. Pelajari Islam. Yakinlah, Allah pasti akan memberikan yang terbaik buat kamu. Nggak usah
ragu, jodoh di tangan Allah, bukan di tangan hansip (maksudnya kalo kamu
kepergok lagi ?begituan? sama hansip, he..he..he..).
Bagi kamu yang belum terjun ke dalam aktivitas
ini, hindari segala peluang yang bakal
menyeret kamu ke dalam pergaulan bebas ini. Pelajari Islam, sering
hadir di majlis taklim, pengajian sekolah dan bertemanlah dengan anak-anak sholeh di sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu. Insya Allah itu bakal
meredam keinginan kamu terhadap aktivitas gaul bebas yang emang berbahaya
dan dosa itu.
Firman Allah Swt: ?Katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat."(QS an-N?r [24]: 30).
Sobat, pacaran
adalah salah satu pemenuhan yang salah
dari naluri mempertahankan jenis. Sebab,
pemenuhan dan penyaluran yang sah
menurut Islam adalah dengan menikah.
Sabda Rasulullah saw.: ?Wahai para
pemuda, barangsiapa di antara kamu
memiliki kemampuan untuk menikah, maka nikahlah, sebab nikah itu dapat
menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan; tetapi barangsiapa belum mampu, maka hendaknya ia berpuasa, sebab puasa itu baginya merupakan pelindung? (HR Bukhari)
Jadi, jangan pada nekat pacaran ya? Pacaran itu
nggak ada manfaatnya sama sekali. Kalo pun mungkin ada ?manfaat?, tapi itu
biasanya cuma diukur dengan penilaian hawa nafsu kita, bukan
berdasarkan aturan Allah Swt. Kalo kamu
nekat pacaran? Huahaha? udah kuno, norak, dosa lagi. Amit-amit deh.
Tinggalin ya..!?
Baca Juga ; Bahaya Pacaran
Baca Juga ; Bahaya Pacaran
0 Response to "Kenapa sih Pengen Pacaran..."
Posting Komentar