Ilmu adalah pemberian Allah
Subhanahu Wa Ta’ala kepada hamba-hamba yang diinginkan-Nya. Usaha manusia untuk
mendapatkan ilmu diwajibkan oleh Allah dalam beberapa hadis Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Artinya, manusia berdosa jika meninggalkan usaha
dalam mendapatkan ilmu itu. Sebaliknya, jika usaha sudah dilakukan, sementara
ilmu itu tidak juga dapat dikuasai, maka orang tersebut sudah terhindar dari
kesalahan, sebab yang wajib adalah menuntut ilmu, bukan mendapatkannya. Adapun
mendapatkan ilmu, semata-mata hanyalah karunia Allah saja.Dengan demikian
janganlah merasa kecewa dan putus asa jika seseorang sudah belajar suatu ilmu
tertentu pada waktu yang lama, ternyata orang itu gagal menguasai ilmu
tersebut. Ini bukan lagi salahnya, akan tetapi memang Allah tidak berkenan
memberikan ilmu itu padanya.
Dalam kenyataan hidup ini banyak
kita jumpai orang yang belajar membaca Al-Qur’an, misalnya, sudah
bertahun-tahun melakukannya dengan sungguh-sungguh, namun ternyata hasil yang
dia peroleh tidak sesuai harapan. Dia tetap saja tidak dapat mengucapkan
huruf-hurufnya dengan fashih, dan banyak melakukan kesalahan dalam tajwid dan
waqaf-ibtida’nya. Kenapa bisa terjadi? Tidak lain karena tidak diberikan oleh
Allah. Hal ini sudah Allah jelaskan dalam surat Bani Israil ayat 85 :
Artinya: “Dan tidaklah kamu diberi ilmu pengetahuan kecuali sedikit saja”
Artinya: “Dan tidaklah kamu diberi ilmu pengetahuan kecuali sedikit saja”
Bagaimanakah cara mendapatkan ilmu itu?
Ilmu itu dapat diperoleh oleh
seseorang dengan melalui beberapa jalan. Tidak seperti yang sering dianggap
oleh kebanyakan orang bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkannya adalah
dengan belajar dan menuntutnya . Di antara cara mendapatkan ilmu itu antara
lain :
1. Belajar, dan menuntut ilmu tersebut dari orang
lain.
Hadits Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam :
Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan .”
Artinya : “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan .”
Dalam hadits yang lain :
Artinya : “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari
ilmu, Allah membuatnya berjalan di salah satu jalan menuju surga. Sesungguhnya
para Malaikat meletakkan sayap-sayapnya karena ridha kepada pencari ilmu.
Sesungguhnya orang berilmu dimintakan ampunan oleh makhluk yang berada dia
langit dan bumi, serta ikan di tengah hari. Sesungguhnya keutamaan orang
berilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan pada saat purnama atas
seluruh bintang. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham,
namun mewariskan ilmu. Barangsiapa mendapatkannya, ia mendapatkan keuntungan
yang besar.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah
dan Ad Darimi)
2. Diajarkan langsung oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala
tanpa diajarkan oleh orang lain.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Surat Al Baqarah ayat 31 :
“Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Surat Al Baqarah ayat 31 :
“Dan Dia (Allah) mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.”
3. Ilmu didapat dengan beramal.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
Artinya: “Barangsiapa mengamalkan satu ilmu yang telah diketahuinya, maka Allah mewariskan kepadanya ilmu-ilmu lain yang sebelumnya dia tidak tahu.” (HR. Abu Nu’aim).
Tidak heran jika banyak orang-orang sholih yang rajin beramal dianugerahi Allah banyak ilmu sebagai buah amal yang rajin dilakukannya bertahun-tahun. Ilmu yang tidak diperoleh oleh orang-orang yang banyak bicara dan berdebat dengan orang lain!
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
Artinya: “Barangsiapa mengamalkan satu ilmu yang telah diketahuinya, maka Allah mewariskan kepadanya ilmu-ilmu lain yang sebelumnya dia tidak tahu.” (HR. Abu Nu’aim).
Tidak heran jika banyak orang-orang sholih yang rajin beramal dianugerahi Allah banyak ilmu sebagai buah amal yang rajin dilakukannya bertahun-tahun. Ilmu yang tidak diperoleh oleh orang-orang yang banyak bicara dan berdebat dengan orang lain!
4. Ilmu didapat dengan bertaqwa.
Firman Allah Subhanallahu Wa Ta’ala Surat Al Baqarah ayat 282:
Artinya: “Dan bertaqwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Firman Allah Subhanallahu Wa Ta’ala Surat Al Baqarah ayat 282:
Artinya: “Dan bertaqwalah kepada Allah dan Allah akan mengajarimu. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
5. Ilmu dapat diperoleh dengan diajarkan oleh makhluk
lain
Di zaman dahulu ketika manusia baru pada generasi pertama, telah terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil, salah satu putera Nabi Adam Alaihissalam, terhadap saudara kandungnya yang sholih, Khabil. Setelah Qabil membunuh saudaranya itu, dia ketakutan dan kebingungan karena tidak tahu bagaimana caranya mengamankan tubuh saudaranya yang sudah menjadi mayat itu. Tiba-tiba dengan perintah Allah turunlah sepasang burung gagak yang saling tempur di depannya, kemudian salah seekor dari gagak itu mati. Kemudian gagak yang menang menggali lubang serta menguburkan gagak yang mati. Maka, terkesimalah Qabil dan dia pun mendapatkan ilmu dari burung itu. Kisah ini ada dalam Al-Qur’an surat al Maidah ayat 30-31.
Di zaman dahulu ketika manusia baru pada generasi pertama, telah terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh Qabil, salah satu putera Nabi Adam Alaihissalam, terhadap saudara kandungnya yang sholih, Khabil. Setelah Qabil membunuh saudaranya itu, dia ketakutan dan kebingungan karena tidak tahu bagaimana caranya mengamankan tubuh saudaranya yang sudah menjadi mayat itu. Tiba-tiba dengan perintah Allah turunlah sepasang burung gagak yang saling tempur di depannya, kemudian salah seekor dari gagak itu mati. Kemudian gagak yang menang menggali lubang serta menguburkan gagak yang mati. Maka, terkesimalah Qabil dan dia pun mendapatkan ilmu dari burung itu. Kisah ini ada dalam Al-Qur’an surat al Maidah ayat 30-31.
Beberapa jurus-jurus bela diri
terkenal dari mancanegara banyak yang dipelajari dari cara binatang berkelahi,
seperti jurus kucing, jurus harimau, jurus bangau, jurus ular dan lain-lain
sebagainya. Dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ada dikisahkan
beberapa orang sahabat nabi, justru mendapatkan ilmu sebab diajari oleh
syaitan. Kisah tersebut antara lain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu telah
berkata dia :
“Aku ditugaskan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menjaga
hasil zakat pada bulan Ramadhan.Tiba-tiba datanglah seseorang kepadaku, dan
mengambil sedikit dari zakat itu, maka aku menangkapnya seraya berkata, ”Kamu
akan kuadukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” Orang itu
berkata, “Biarkan aku. Sesungguhnya aku orang miskin, punya banyak anak, dan
sangat membutuhkan. Maka aku pun melepaskannya. Pada keesokan harinya,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepadaku, “Hai Abu Hurairah,
apa yang dilakukan oleh tawananmu kemarin ?” Aku menjawab, “Ya Rasulullah, dia
mengadukan kemiskinannya dan kelurganya yang banyak, maka aku kasihan dan aku
membebaskannya.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya orang itu berdusta kepadamu, dan
dia akan kembali.” Saya sadar bahwa orang itu akan kembali karena Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakannya.
Maka aku pun mengintipnya. Ternyata ia datang untuk mengambil makanan.
Maka aku menangkapnya lagi seraya berkata, “Sungguh aku akan mengadukanmu
kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” Dia berkata, “Lepaskan aku.
Sesungguhnya aku sangat membutuhkan dan punya keluarga yang banyak, saya tidak
akan kembali.” Maka aku pun mengasihaninya dan membebaskannya lagi. Keesokan
harinya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bertanya kepadaku, “Hai Abu
Hurairah, apa yang telah dilakukan tawananmu kemarin ?” Saya menjawab, “Wahai
Rasulullah, dia mengadukan kemiskinan dan jumlah kelurganya yang banyak, maka
aku pun kasihan dan membebaskannya lagi.” Nabi bersabda, “Sesungguhnya dia
berdusta kepada mu dan dia akan kembali.”
Maka pada yang ketiga kalinya aku mengintipnya kembali. Dia datang
mengambil makanan. Segera aku menangkapnya seraya aku berkata, “Sungguh aku
akan mengadukanmu kepada Rasulullah. Ini adalah yang ketiga kalinya kamu
mengatakan bahwa kamu tidak akan kembali, namun nyatanya engkau kembali lagi.”
Dia berkata, “Biarkan aku mengajari mu beberapa kalimat yang dengannya kamu
akan beroleh manfaat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.” Saya bertanya, “Kalimat
apakah itu ?” Dia berkata, “Apabila kamu hendak tidur maka bacalah ayat kursi,
“Allah, Tiada Tuhan melainkan Dia yang Hidup Kekal dan terus menerus mengurus
makhluknya….” Dia membaca hingga akhir ayat. “Maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala
akan senantiasa menurunkan pelindung bagimu dan setan tidak akan mendekatimu
hingga pagi”.
Maka aku pun membebaskannya. Keesokan hari, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam bertanya kepadaku, “Apa yang telah dilakukan oleh tawanan mu
kemarin?” Saya menjawab, “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dia
telah mengajariku beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberiku manfaat,
maka aku pun melepaskannya”. Beliau bertanya, “Kalimat apakah itu ?” Dia
berkata kepadaku, ”Apabila kamu akan tidur, maka bacalah Ayat kursi dari awal
hingga dia menyelesaikan ayat “Allah, tiada Tuhan melainkan Dia yang Hidup Kekal
lagi terus menerus mengurus makhluknya…“ Dia berkata kepadaku, “Allah akan
senantiasa menurunkan pelindung bagimu dan syaitan tidak akan mendekatimu
hingga pagi.” Para sahabat sangat menyukai kebaikan.
Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Dia telah berkata benar
kepadamu, dan sebenarnya dia adalah pendusta. Hai Abu Hurairah, tahukah dengan
siapa kamu berbicara selama tiga malam itu ?” Saya menjawab, “tidak.” Nabi
bersabda, “Dia adalah Syaitan.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa apabila
Allah berkehendak, maka Dia mampu untuk memerintahkan siapa saja, bahkan
termasuk syaitan sekalipun untuk memberikan ilmu dan pelajaran kepada siapa
saja yang dikehendaki-Nya.
Kisah yang senada dengan kisah di
atas pernah dialami oleh beberapa shahabat Nabi yang berbeda. Silakan ruju’
pada kitab Tafsir Ibnu Katsir keterangan pada ayat kursi, surat Al-Baqarah ayat
255.
Di dalam kitab Tanbihul Ghafilin ada
lagi dikisahkan sebuah hadits tentang perjumpaan Nabi Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam dengan Iblis la’natullah ‘alaihi, di mana ketika itu Iblis
telah diperintahkan oleh Allah untuk mengajari Rasulullah tentang sepuluh jenis
manusia sahabat Iblis dan sepuluh jenis yang menjadi musuhnya. Dialog antara
Rasulullah dan Iblis itu menjadi pelajaran yang berharga bagi ummat Islam
sampai sekarang ini.
Wallahu A’lam Bishshowab
0 Response to "Ilmu dan Cara Mendapatkannya"
Posting Komentar